Sukses

Ma'ruf Amin Buka Muktamar Nasional ke-41 Al Irsyad Al Islamiyyah di Purwokerto

Rencananya, pada Kamis 24 November 2022 Wapres Ma'ruf Amin akan menuju ke Garut, Jawa Barat, dalam rangka agenda kunjungan kerja.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menyambangi Purwokerto, Jawa Tengah, dalam rangka meresmikan pembukaan Muktamar Nasional ke-41 Al Irsyad Al Islamiyyah pada Rabu (23/11/2022). Dia bertolak dari Pangkalan Udara TNI AU Supadio Pontianak, Kalimantan Barat.

Ma'ruf terbang menggunakan Pesawat Khusus Kepresidenan Bae-RJ 85 TNI AU dan tiba di Pangkalan Udara TNI AU Jenderal Besar Soedirman, Purbalingga, Jawa Tengah, sekitar pukul 14.00 WIB.

Kedatangannya disambut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Pangdam IV/Diponegoro Widi Prasetijono, Kapolda Jawa Tengah Ahmad Luthfi, Wakil Bupati Purbalingga Sudono, dan Komandan Lanud Jenderal Besar Soedirman Marino Adam Darmawan.

Wapres beserta rombongan kemudian menempuh perjalanan darat selama kurang lebih 40 menit menuju lokasi Muktamar Nasional ke-41 Al Irsyad Al Islamiyyah di Jalan Dr Angka Nomor 71, Karangkobar, Sokanegara, Purwokerto, Jawa Tengah.

Rencananya, pada Kamis 24 November 2022 Wapres Ma'ruf Amin akan menuju ke Garut, Jawa Barat, dalam rangka agenda kunjungan kerja.

Adapun Muktamar Nasional ke-41 Al Irsyad Al Islamiyyah mengangkat tema "Membangun Al Irsyad Al Islamiyyah yang Maju, Bersahabat dan Bermartabat, untuk Indonesia Wmas 2045".

Acara tersebut dihadiri oleh 1.218 peserta yang terdiri dari Pimpinan Pusat, Biro Wanita, Pemuda, dan Mahasiswa Al Irsyad Al Islamiyyah, dan akan berlangsung selama 3 hari hingga 25 November 2022.

2 dari 3 halaman

Wapres Ma'ruf Amin Tekankan Kesiapan Pemda Hadapi Dampak Bencana Gempa Bumi

Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menekankan kesiapan pemerintah daerah atau Pemda dalam mengatasi berbagai persoalan dampak kebencanaan, seperti gempa bumi yang baru terjadi di Cianjur, Jawa Barat. Hal itu disampaikan dalam kunjungannya di Pontianak, Kalimantan Barat.

Menurut Ma'ruf, gempa bumi sejauh ini memang sulit untuk diprediksi, bersamaan dengan pengembangan teknologi yang terus disiasati lewat ilmu pengetahuan.

"Memang soal gempa itu kan diperkirakan akan terjadi, yang belum sampai sekarang itu kapannya itu kan, untuk kapannya itu belum bisa bahwa di sini akan terjadi gempa di sini," tutur Ma'ruf kepada wartawan, Rabu (23/11/2022).

"Itu akan, itu sudah-sudah ada, bahkan ada yang 20 tahun, ada yang, tetapi masih belum, ilmu pengetahuan masih belum dapat mengatakan kepastian hari ini, jam sekian," tambahnya.

Untuk itu, kata Ma'ruf, semua pihak perlu siap bekerjasama dalam penanganan dampak kebencanaan, termasuk gempa bumi. Mulai dari pemerintah pusat, lembaga seperti BMKG, hingga Pemda.

"Kita lebih pada kesiapan pemerintah daerah untuk menghadapi setiap kemungkinan," jelas dia.

Selain itu, sosialisasi dan edukasi masyarakat sangat diperlukan untuk seluruh wilayah Indonesia, khususnya warga yang menempati daerah rawan bencana gempa bumi.

"Itu kemudian diberikan semacam early warning ya, apa namanya itu aba-aba yang apabila akan terjadi gempa itu ada-ada, ini yang seperti tsunami sudah mulai ada ya. Kita minta itu ada tanda-tanda semacam peringatan, tanda peringatan," Ma'ruf menandaskan.

3 dari 3 halaman

Wapres Ma'ruf Amin Minta Deteksi Dini Penyakit Polio Lebih Teliti

Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menginstruksikan kepada semua pihak terkait untuk segera menangani kasus Polio, agar tidak meluas dan menjadi pandemi.

Hal tersebut menyusul penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit poliomyelitis atau Polio di Indonesia oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Saya kira perlu segera ditangani, jangan sampai menjadi pandemi seperti dulu," tutur Ma'ruf di Solo, Jawa Tengah, Senin (21/11/2022).

Adapun penetapan tersebut diberlakukan usai ditemukannya satu kasus Polio tipe 2 yang menyerang seorang anak berusia 7 tahun di Kabupaten Pidie, Aceh. Ma'ruf pun menegaskan untuk menggalakkan imunisasi dan melaksanakan deteksi dini penyakit Polio dengan lebih teliti.

"Oleh karena itu jangan sampai melebar, supaya lebih teliti lagi deteksinya," jelas dia.

Sebab, jika Polio meluas hingga menjadi pandemi maka akan menjadi masalah baru di Tanah Air setelah berjibaku bangkit usai penyebaran Covid-19.

"Kalau jadi pandemi akan jadi masalah seperti yang kita alami dulu, imunisasi Polio sampai (menjadi) gerakan nasional," Ma'ruf menandaskan.